APBD Rp 6 miliar, Reward bagi BKM Budi Luhur
Keberhasilan BKM Budi Luhur Desa Kambitin Raya, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, membangun wilayah melalui P2KP-PNPM Mandiri Perkotaan sejak tahun 2004 membuahkan berkah bagi kesejahteraan masyarakat, berupa program pembangunan di wilayahnya.
Pada APBD Tahun Anggaran 2009 ini, wilayah tersebut akan mendapat program pembangunan senilai Rp 6miliar. “Saat ini sudah mendekati tahapan proses pencairan dan pelaksanaannya oleh dinas terkait, yaitu Dinas Pekerjaan Umum serta Dinas Perikanan dan Peternakan, karena memang alokasi dananya berasal dari dinas tersebut,” tutur Kepala Desa Kambitin Raya Sunardi (44), saat melakukan peninjauan sumber mata air, Rabu (29/7/2009).
Menurut Sunardi, di wilayahnya akan dibangun Sentra Bibit Perikanan, termasuk pembesarannya. “Sedangkan Dinas PU akan membangun sarana dan prasarana infrastrukturnya, berupa jalan poros desa, tabat dan saluran airnya. Saat ini memang tambak ikan menjadi salah satu mata pencarian warga, selain perkebunan karet. Alhamdulillah, usulan proposal yang kami buat setahun lalu akhirnya disetujui bupati,” jelas Sunardi.
Kepala Desa Kambitin Raya Sunardi [Dok. PNPM Mandiri Perkotaan]Diakuinya, rencana pembangunan desa senilai Rp 6miliar ini merupakan semacam reward dari pemda, karena desa lain hanya menerima Rp 200-300 juta. Semua itu tidak lepas dari keberhasilan warga Desa Kambitin Raya berpartisipasi aktif dalam kegiatan P2KP-PNPM Mandiri Perkotaan. “Masyarakat sangat antusias mengikuti program ini. Demikian pula dengan swadaya dan gotong-royongnya, semua terlibat. Mulai dari orang tua hingga anak-anak,” ujar Sunardi yang juga merangkap sebagai Koordinator BKM Budi Luhur dan Ketua FKA BKM Kabupaten Tabalong ini.
Sunardi menjelaskan, sejak para Faskel melakukan sosialisasi awal pada 2004, mereka benar-benar masuk ke pelosok RT/RW. “Saat itu saya sebagai relawan dan masih sebagai warga biasa. Setelah masyarakat bisa menerima P2KP, saya menyaksikan sendiri bagaimana antusiasme masyarakat saat mengikuti berbagai rembug. Sebelum PJM tersusun, sejak awal masyarakat mengimpikan bisa mendapat air bersih. Oleh karena itu, air bersih amat prioritas bagi kami,” tegas bapak dua anak—yang salah satunya berkuliah di IPB Bogor—ini.
Keberadaan dirinya sebagai kepala desa merangkap koordinator BKM, bahkan tetap sebagai relawan, menurutnya sangat strategis. “Semua pekerjaan jadi lebih lancar. Yang penting kita berpihak untuk kepentingan masyarakat banyak, sekali-kali tidak untuk kepentingan pribadi. Nah, sikap amanah, perilaku dan keberpihakan inilah yang telah membuahkan kepercayaan warga terhadap saya, sehingga pada September 2007 saya terpilih sebagai Kepala Desa,” kata Sunardi.
Air bersih ditarik dengan pompa kemudian disalurkan ke pipa sepanjang 1 kilometer [Dok. PNPM Mandiri Perkotaan]Lebih lanjut, ia menjelaskan, penghasilan rata-rata sebagian warga Desa Kambitin sebagai petani karet maupun sebagai penambak ikan patin adalah Rp 2,5 - 3 juta per bulan, sedangkan warga lainnya bekerja sebagai buruh. “Ke depannya diharapkan, setelah desa kami berfungsi sebagai Sentra Pembibitan dan Pembesaran Ikan, penghasilan mereka akan mampu melampaui angka di atas. Kami merasa semua ini diawali oleh keberadaan P2KP mulai tahun 2004, yang mampu memacu motivasi, menggalang kebersamaan, kegotong-royongan, bahkan rasa persatuan kami,” ujar Sunardi.
Sementara itu, Ketua KSM Sumber Tirta Abadi Hadi Kasimin mengatakan, sebelum adanya pembangunan instalasi air bersih, masyarakat setempat biasanya menampung air hujan dan mengambil dari sumber mata air alam yang jaraknya lebih dari 1.000 meter.
“Sejak 27 Rajab (sekitar dua bulan menjelang Ramadhan) 2007, warga desa tidak lagi mengalami kesulitan ar bersih. Kebutuhan warga sebanyak 15.000 liter per hari sudah terpenuhi. Bahkan, kami sudah mampu menjual air tersebut ke pihak lain. Beberapa bulan terakhir, Kabupaten Temiang Kalimantan Tengah secara rutin membeli air dari kami,” jelas Hadi. Kas KSM tambahan setiap bulannya mencapai sekitar Rp 480.000, yakni penjualan dari 5.000 liter air (melalui delapan truk tangki) x Rp 60.000 per tangki.
Instalasi pipa air bersih sistem gravitasi, diletakkan setinggi 2-3 meter di atas satu pohon ke pohon lainnya [Dok. PNPM Mandiri Perkotaan]Hasil tersebut, lanjut Hadi, ditambah iuran pemakaian air dari warga tidak miskin sebesar Rp 15.000 per bulan per KK, bagi 30 KK. Sedangkan untuk warga miskin, iuran yang ditarik lebih kecil, bahkan gratis.
Adapun pengeluaran setiap bulan adalah untuk rekening listrik sebesar Rp 200.000 dan biaya pemeliharaan dan perawatan (maintenance) dua mesin pompa, pipa plastik, serta teknisi.

0 komentar:
Posting Komentar